"Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." (Yohanes 15:2)
Yohanes 15 dari ayat 1s/d 8 berbicara mengenai pokok anggur yang benar. Yesus adalah pokok anggurnya dan kita adalah rantingnya. Adalah keinginan Tuhan supaya setiap ranting yang menempel kepada-Nya menghasilkan buah dan sudah seharusnya ranting itu otomatis akan menghasilkan buah tanpa harus disuruh atau dipaksa. Jadi adalah kehendak Tuhan supaya setiap ranting yang menempel kepadaNya.
Buah apa yang dimaksudkan oleh Yesus? jika anda memiliki alkitab elektronik dan mencari kata "buah", akan muncul beberapa ayat yang berhubungan dengan kata ini, seperti di:
-
Roma 6:22 - buah kekudusan
-
Roma 1:13 - buah pelayanan.
-
Filipi 1:11 - buah kebenaran
-
Galatia 5 - buah Roh
Kita pun dapat menyebut kebaikan adalah buah, begitu pula ketika kita mengasihi orang lain. Kehadiran kita di suatu lingkungan seharusnya memberikan dampak (yang baik tentunya). Yesus menyebut kita adalah garam dunia untuk mengasinkan atau memberi rasa dan tentu saja bukan untuk memberi rasa pahit!
Ada orang yang mengaku Kristen tetapi mereka tidak disukai oleh orang-orang yang berada disekitarnya, bukan karena agamanya, namun karena sifatnya yang menyebalkan dan mau menang sendiri. Mereka bukannya membawa orang lain untuk mengenal Tuhan tetapi oleh karenanya orang lain justru semakin menjauhi Tuhan. Ada sebagian orang Kristen seringkali tidak menjadi garam dan memberi buah tetapi justru menjadi batu sandungan dan mempermalukan Tuhan dengan perbuatan dan tingkah lakunya.
Namun kepada setiap orang yang berbuah, Tuhan akan membersihkan- nya supaya dia dapat lebih banyak berbuah. Jelas sekali bahwa Tuhan senang melihat ketika seseorang berbuah apalagi berbuah banyak!
Bagaimanakah cara Tuhan membersihkan kita supaya kita dapat lebih banyak berbuah? Pada saat masalah datang, seringkali kita mendengar orang berkata masalah ini adalah pencobaan dari Tuhan.
Benarkah demikian? Benarkah Tuhan "membersihkan ranting” dengan memberikan banyak masalah, sakit penyakit, kegagalan dan kemiskin- an sehingga mereka dapat menjadi orang yang lebih baik dan "naik kelas”?
Jika itu yang terjadi, maka hal ini akan bertentangan dengan ayat ke-8. Ketahuilah bahwa Tuhan dipermuliakan disaat kita banyak berbuah, bukan sebaliknya ketika kita terpuruk. Ketika kita gagal, miskin dan sakit, apakah kita sedang mempermuliakan Dia? Tentu saja tidak. Siapakah bapak di dunia ini yang bangga ketika anaknya gagal?
“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak...” (Yoh.15:8)
Kita tentu saja dapat belajar dari masalah. Tetapi Tuhan memiliki cara yang lebih baik untuk membersihkan kita. Di dalam ayat ke-3 Yesus mengatakan: "Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu."
Cara Tuhan membersihkan kita adalah melalui firman-Nya seperti yang tertulis di dalam 2 Timotius 3:16-17.
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
Mungkin ada orang yang memiliki sifat yang dia sendiri tidak sukai dan berusaha keras untuk menghilangkannya. Memang diperlukan usaha ekstra keras, jika itu dilakukan dengan kekuatan sendiri. Namun firman Tuhan dapat mengubah sifat dan kelakuan orang tanpa banyak usaha dari orang itu sendiri.
Mungkin ada orang yang memiliki sifat yang dia sendiri tidak sukai dan berusaha keras untuk menghilangkannya. Memang diperlukan usaha ekstra keras, jika itu dilakukan dengan kekuatan sendiri. Namun firman Tuhan dapat mengubah sifat dan kelakuan orang tanpa banyak usaha dari orang itu sendiri.
Ketika Yosafat hendak diserang oleh 3 bangsa (2 Tawarikh 20), dia menjadi takut dan memohon pertolongan Tuhan. Kemudian Tuhan berkata melalui perantaraan Yahaziel, bahwa Dialah yang akan berperang bagi Yosafat serta memberikan kemenangan baginya dan Yosafat hanya akan melihat saja dan itulah yang terjadi, musuhnya saling membunuh dan seluruh pasukan yang hendak menyerangnya dilumpuhkan sama sekali.
Situasi yang sama dihadapi oleh banyak orang Kristen pada saat ini. Namun bukannya seperti Yosafat yang mencari pertolongan Tuhan, mereka justru berusaha mengatasinya dengan kekuatan sendiri dan seringkali berakhir dengan kegagalan. Pertolongan Tuhan untuk memerangi musuh tidak hanya berlaku bagi Yosafat saja, tetapi juga bagi kita semua!
Dari kisah Yosafat ini ada satu hal yang dapat kita pelajari, yaitu tetap ada porsi yang harus Yosafat lakukan. Porsi ini sangat gampang dan ringan, yaitu Yosafat harus percaya dan tetap pergi ke medan pertempuran.
Bagian ringan itu adalah kita harus menempel kepada-Nya! Kita tidak dapat hanya sekadar “menempel” saja. Kata “tinggal” di dalam ayat ke-4 menekankan perlunya konsistensi dan komitmen. Kita harus terus menerus menempel kepada-Nya bukan hanya sesaat saja atau sekali- kali saja.
Tahukah anda bahwa kita dapat membersihkan sebuah gelas yang kotor tanpa harus mencucinya? Caranya adalah dengan menuangkan air bersih secara terus menerus, maka lama kelamaan kotoran yang ada di dalam gelas itu akan terangkat dan keluar dan gelas itu, sehingga gelas itu pada akhirnya akan menjadi bersih.
Jika anda terus menerus "menuangkan" firman Tuhan ke dalam dirimu, anda akan melihat bahwa firman Tuhan akan membuat anda bersih. Sifat-sifat jelek anda tanpa anda sadari akan hilang dengan sendirinya, tanpa anda perlu bersusah payah untuk menghilangkannya.
Firman Tuhanlah yang akan mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik supaya kita hidup di dalam kebenaran, sehingga dengan demikian kita dapat lebih banyak berbuah, dan itulah yang dikehendaki Allah karena dengan banyak berbuah kita sedang memuliakan Dia!
"Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yoh.15:8)
Pokok Anggur & Buah
